Umum

Penyakit Gangguan Bipolar Dan Pengobatan Yang Tepat

×

Penyakit Gangguan Bipolar Dan Pengobatan Yang Tepat

Share this article
Penyakit Gangguan Bipolar Dan Pengobatan Yang Tepat
Temukan keajaiban perawatan kecantikan yang menghidupkan kilau alami Anda. Dalam dunia Beauty & Care disini , keindahan Anda adalah prioritas. Dari produk perawatan kulit yang melembutkan dan menyegarkan hingga kosmetik yang meningkatkan rasa percaya diri, Produk ini hadir untuk merawat Anda dari dalam dan luar.

Gangguan bipolar atau mania-depressive disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Orang dengan penyakit gangguan bipolar yang sebelumnya merasa sangat bahagia bisa dengan tiba – tiba berubah menjadi sangat sedih dan juga putus asa.

Perubahan suasana hati yang tiba – tiba ini dapat memengaruhi tidur, energi, aktivitas, perilaku, dan kemampuan berpikir penderita. Gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup. Artinya, gangguan jiwa ini memang tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, gejalanya dapat dikelola dengan baik melalui terapi dan juga pengobatan.

Gejala Gangguan Bipolar

Ada dua fase dalam penyakit gangguan Bipolar, yaitu mania (naik) dan depresi (turun). Pada periode mania, penderita terlihat sangat bersemangat, energik, dan berbicara cepat. Sedangkan pada masa depresi, penderita akan terlihat sedih, lesu, dan kehilangan minat dalam melakukan aktivitas sehari – hari.

1. Fase Mania

Orang dengan gangguan bipolar yang berada dalam fase mania dapat menunjukkan gejala, seperti:

  • Sangat bersemangat, senang, dan mudah tersinggung atau sensitif.
  • Sangat gelisah.
  • Mengalami penurunan kebutuhan tidur.
  • Kehilangan selera makan.
  • Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak hal yang berbeda – beda.
  • Merasa pikirannya sedang berpacu.
  • Berpikir dapat melakukan banyak hal sekaligus atau pada satu waktu.
  • Melakukan hal – hal yang berisiko, seperti makan dan minum berlebihan, membuang – buang uang, atau berhubungan seks secara sembrono.
  • Merasa sangat penting, berbakat, atau berkuasa.

2. Fase Depresi

Sementara itu, gejala gangguan bipolar pada fase depresi dapat meliputi:

  • Sangat sedih, kosong, khawatir, atau putus asa.
  • Sangat gelisah.
  • Sulit tidur, bangun terlalu pagi, atau tidur terlalu banyak.
  • Nafsu makan meningkat dan berat badan bertambah.
  • Bicaralah dengan sangat lambat, merasa seperti mereka tidak punya apa – apa untuk dikatakan, atau banyak lupa.
  • Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
  • Merasa tidak mampu melakukan hal – hal sederhana sekalipun.
  • Kurangnya minat dalam semua aktivitas, penurunan atau tidak adanya dorongan seks, atau ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan (anhedonia).
  • Merasa putus asa atau tidak berharga, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Baca Juga :   Biar Makin Rajin, Nih 9 Manfaat Belajar Online Yang Perlu Anda Ketahui

Berdasarkan siklus episode mood, ada beberapa orang dengan gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal antara mania dan juga depresi. Namun, ada juga yang mengalami perputaran cepat dari mania menjadi depresi atau sebaliknya tanpa adanya periode normal (rapid cycling).

Selain itu, ada juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat energik, tetapi pada saat yang sama juga merasa sangat sedih dan putus asa. Fenomena ini disebut keadaan campuran.

Penyebab Gangguan Bipolar

Beberapa ahli berpendapat, kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmiter atau zat yang mengontrol fungsi otak. Ada juga yang berpendapat bahwa gangguan bipolar ada berkaitannya dengan faktor keturunan. Beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar adalah:

  • Mengalami stres tingkat tinggi.
  • Pengalaman traumatis.
  • Kecanduan minuman beralkohol atau obat – obatan terlarang.
  • Memiliki riwayat keluarga dekat (saudara kandung atau juga orang tua) dengan gangguan bipolar.

Faktor Risiko Gangguan Bipolar

Faktor Risiko Gangguan Bipolar

Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar, yaitu:

  • Mengalami stres berat.
  • Insiden traumatis.
  • Kecanduan minuman beralkohol atau obat – obatan terlarang.
  • Memiliki riwayat keluarga dekat (saudara kandung atau orang tua) dengan gangguan bipolar.
Baca Juga :   Perbedaan Shopee Paylater dan Shopee Pinjam Untuk pembeli

Komplikasi Gangguan Bipolar

Jika tidak segera diobati, gangguan bipolar dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang lebih lama dan akan lebih parah. Misalnya, episode depresi terkait bipolar yang dapat bertahan hingga 6 bulan, dan sedangkan episode manik dapat bertahan hingga 4 bulan tanpa dengan perawatan berkelanjutan. Orang dengan gangguan bipolar juga lebih berisiko untuk hal – hal berikut:

  • Penyalahgunaan zat (misalnya, alkohol atau obat – obatan).
  • Khawatir.
  • Kondisi jantung dan kardiovaskular.
  • Diabetes.
  • Berat badan yang tidak sehat (seperti obesitas).
  • Pikiran untuk bunuh diri.

Pengobatan Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar adalah penyakit seumur hidup dan gejalanya bisa datang kapan saja. Perawatan jangka panjang dan berkelanjutan dapat membantu penderita mengelola gejala – gejala ini. Nah, berikut ini sejumlah perawatan yang bisa direkomendasikan dokter untuk penderita gangguan bipolar:

1. Obat – Obatan

Jenis obat yang biasa digunakan untuk mengobati gangguan bipolar termasuk penstabil suasana hati, antipsikotik, dan antidepresan. Orang dengan gangguan bipolar juga sering mengalami kesulitan tidur, sehingga dokter sering juga meresepkan obat tidur atau obat anti kecemasan. Hindari menghentikan pengobatan tanpa berbicara dengan dokter Anda terlebih dahulu. Pasalnya, hal ini bisa menyebabkan “rebound” atau perburukan gejala gangguan bipolar.

2. Psikoterapi

Terapi bicara atau psikoterapi sering menjadi bagian dari rencana perawatan untuk orang dengan gangguan bipolar. Psikoterapi adalah istilah untuk berbagai teknik pengobatan yang bertujuan untuk dapat membantu seseorang mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, dan juga perilaku yang mengganggu.

Baca Juga :   5 Tips Yang Harus Diketahui Oleh Setiap Pengusaha Muda

Terapi ini dapat memberikan dukungan, pendidikan, dan bimbingan kepada penderita gangguan bipolar dan keluarganya.

3. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

ECT adalah prosedur stimulasi otak yang dapat membantu orang dengan gangguan bipolar yang memiliki gejala cukup parah. ECT umumnya diberikan dengan anestesi dan aman untuk dilakukan. Perawatan ECT biasanya diperlukan untuk mengobati episode depresif dan manik yang parah dan ketika perawatan lain tidak membantu.

4. Stimulasi Magnetik Transkranial (TMS)

TMS sebenarnya merupakan pengobatan baru untuk stimulasi otak menggunakan gelombang magnet. Penelitian menunjukkan bahwa TMS bermanfaat bagi banyak orang dengan berbagai subtipe depresi, tetapi perannya dalam pengobatan gangguan bipolar memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Pencegahan Gangguan Bipolar

Penyebab pasti gangguan bipolar tidak diketahui, sehingga tidak ada cara untuk mencegahnya. Meski begitu, seseorang yang mengalami gejala bipolar harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Perawatan ini juga perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mencegah efek serius dari gangguan bipolar.

Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan gangguan bipolar, penting untuk memperhatikan tanda – tanda gangguan bipolar sedini mungkin. Hindari mengonsumsi zat yang dapat memicu episode mania atau depresi, seperti kafein, kokain, ekstasi, dan amfetamin dalam jumlah berlebihan. Temui dokter Anda segera jika Anda mengalami tanda -tanda gangguan bipolar seperti perubahan suasana hati jangka panjang, pikiran untuk bunuh diri, agresi, konfrontasi dan sering kesulitan tidur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *